Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Perbedaan designer dan tukang setting/edit

Perbedaan designer dan tukang setting/edit
Perbedaan designer dan tukang setting/edit

Sejauh ini banyak orang beranggapan bahwa desainer grafis sama dengan "tukang setting/edit". Bahkan tidak jarang "tukang setting/edit" sendirilah yang mengaku bahwa dirinya adalah desainer grafis.

Pemahaman yang kurang tentang apa itu desain grafis, serta banyaknya lembaga kursus yang mengatas namakan kursus desain grafis padahal sebenarnya hanya mengajarkan software desain juga menjadi salah satu penyebab maraknya pemahaman bahwa "tukang setting/edit" samadengan desainer grafis.

Serupa Bukan Berarti Sama
Jika dilihat dari apa yang dibuat memang terlihat sama. Desainer grafis membuat brosur -"tukang setting/edit" juga membuat brosur, desainer grafis membuat desain logo - "tukang setting/edit" juga membuat desain logo, desainer grafis membuat desain kemasan - "tukang setting/edit" juga membuat desain kemasan, desainer grafis membuat katalog produk - "tukang setting" juga membuat katalog produk, dan lain sebagainya.

Ukuran brosurnya mungkin sama, isinya juga sama (ada tulisan dan gambar). Tapi,
  • Apakah yang dihasilkan juga sama?
  • Apakah sama-sama dapat memecahkan masalah?
  • Apakah sama-sama melakuka riset dan melakukan analisa data terlebih dahalu?


Tanpa panjang lebar, berikut rangkuman perbedaan-perbedaan antara desainer grafis dengan "tukang setting/edit", baik dari segi cara kerja dan pengambilan keputusan terkait elemet desain.

Pemilihan warna dan jenis huruf
Desainer grafis memilih warna dan jenis huruf berdasarkan suasana dan kesan yang ingin disampaikan.  Sementara "tukang setting" biasanya memilih warna dan jenis huruf  hanya berdasarkan selera pribadi atau klien.

Readability dan legibility
Desainer grafis tahu pentingnya readability dan legibility, oleh karena itu pemilihan jenis huruf untuk isi naskah (body copy) dilakukan dengan hati-hati dengan memperhitungkan jarak pandang (baca), lebar baris, banyaknya teks, dan usia target audience.

Sementara "tukang setting/edit" karena kurang memperdulikan pentingnya readability dan legibility pemilihan jenis huruf untuk isi naskah dilakukan dengan sembarang, yang akhirnya akan mengurangi kenyamanan dan minat dalam membaca.

Proses Membuat Desain
Di dalam proses mendesain, komputer adalah senjata terakhir yang digunakan oleh desainer. Ada tahapan-tahapan sangat penting yang harus dilalui sebelum menggunakan komputer. Tahapan-tahapan penting ini justru ditiadakan oleh "tukang setting/edit".

Tahapan-tahapan yang dilakukan oleh desainer grafis sebelum mendesain antara lain adalah melakukan studi visual dengan langkah
  1. Riset dan analisa data
  2. Brainstorming
  3. Sketsa
  4. Eksekusi terakhir barulah menggunakan komputer.

bukan hanya sekedar mentracing objek yang sudah ada. TRACING = NGEJIPLAK!

Berbeda dengan desainer grafis, tahapan-tahapan yang dilakukan oleh "tukang setting/edit" antara lain adalah mendengarkan permintaan klien lalu browsing (mencari inspirasi atau bahkan mencari bahan untuk menjiplak).

Proses dari awal hingga akhir hanya mengandalkan komputer. Komputer ditambah keahlian mengolah software desain adalah senjata utamanya.

Perbedaan designer dan tukang setting/edit

Lalu apakah sebenarnya jati diri kalian?
DESAINER GRAFIS ATAU TUKANG SETTING/EDIT??

Itulah beberapa perbedaan-perbedaan mencolok antara desainer grafis dan "tukang setting/edit". Semoga setelah membaca artikel ini Anda menjadi lebih hati-hati dalam memilih penyedia layanan jasa desain grafis.

source: detakstudio - sonzdesign .2017
Design is not just what it looks like and feels like. Design is how it works.